Macron Tak Minta Maaf ke Umat Islam, Indonesia Diminta Putus Hubungan Diplomatik
Gelombang protes yang sebagian besar tiba dari umat Islam atas pengakuan Presiden Prancis, Emmanuel Macron berlangsung di semua pelosok negeri tidak kecuali di tanah Air. Presiden Joko Widodo atau Jokowi ikut juga ikut mencela.
Berkaitan ini, Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Nasyirul Falah Amru setuju apa yang dilaksanakan Presiden Jokowi. Bahkan juga, ia minta Macron mohon maaf ke umat Muslim.
"Pengakuan serta sikap Presiden Macron itu sudah membuat hati umat Islam sedunia sakit. Kami menekan Pemerintahan Prancis untuk mohon maaf ke umat Islam," kata pria akrab dipanggil Gus Falah ini melalui tayangan persnya, Minggu (1/10/2020).
Bila Presiden Macron tidak ingin mohon maaf, Bamusi mengatakan supaya pemerintah Jokowi, dapat hentikan jalinan diplomatik sesaat dengan Prancis.
situs slot online terpercaya game slot online terpopuler 2020 "Bamusi menekan Pemerintahan Indonesia untuk memutuskan jalinan diplomatik dengan Prancis sesaat waktu, sampai Presiden Macron mengetahui kesalahannya serta mohon maaf ke semua umat Islam," keras Politikus PDI Perjuangan ini.
Menurut Gus Falah, keteguhan berkaitan penghentian hubungan diplomatik dibutuhkan supaya Pemerintahan Prancis mengetahui jika generalisasi pada sesuatu agama ialah kekeliruan besar.
"Jika ada 1 atau 2 pelaku yang bertindak keji, tidak sepantasnya perlakuan itu jadi landasan generalisasi pada agama yang diyakini pelaku itu. Sebab perlakuan pelaku itu benar-benar tidak menggambarkan tuntunan agama yang diyakini," ia memungkasi.
Presiden Jokowi turut mencela apa yang sudah dilontaran oleh rsiden Prancis Emmanuel Macron.
"Indonesia mencela keras pengakuan Presiden Prancis yang mengejek agama Islam, yang sudah melukai hati umat Islam di penjuru dunia," kata Jokowi waktu pertemuan jurnalis dengan virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Jokowi memperjelas jika tidak ada 1 juga agama di dunia yang berkaitan dengan perlakuan terorisme.
"Terorisme ialah terorisme. Teroris ialah teroris. Terorisme tidak ada hubungan dengan agama apa saja," keras Jokowi dalam pertemuan jurnalis dengan virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Kebebasan berekspresif merupakan hak tiap manusia. Tetapi, kata Jokowi, kebebasan berekpresi yang mencederai kehormatan, kesucian dan kesakralan nilai-nilai serta lambang agama tidak dapat dibetulkan.
"Menyangkutkan agama dengan perlakuan terorisme satu kekeliruan besar," terang ia.
Bahkan juga pemerintahan sudah panggil Duta Besar Prancis untuk minta keterangan berkaitan pengakuan Emmanuel Macron itu.
"Panggilan Duta besar (Chambard) serta pengutaraan langsung hujatan Indonesia adalah penegasan status Indonesia untuk dipahami faksi Prancis," kata Juru Berbicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah.